Selamat Datang Orang Gila !!! .:: Welcome Lunatic ::.

Kabupaten Magetan

MUTIARA timur di belahan barat. Panorama Gunung Lawu yang terkenal keindahannya itu bisa dilihat dari wilayah "si mutiara". Telaga Sarangan, yang juga sering muncul dalam brosur pariwisata Jawa Timur dengan upacara bersih desa dan labuh sesajinya yang khas, juga menjadi cirinya. "Si mutiara" yang tak lain adalah Kabupaten Magetan. Kabupaten Magetan merupakan salah satu kebanggaan pariwisata Provinsi Jatim yang letaknya paling barat, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.

MASIH ada sisi menarik lain dari Magetan selain potensi wisata. Daerah ini adalah sentra tingkat nasional jeruk pamelo (Citrus grandis) atau dikenal sebagai jeruk bali. Asal mula nama itu mungkin dikaitkan dengan tiga varietas jeruk pamelo, yaitu pamelo nambangan, pamelo srinyonya, dan jeruk bali merah. Yang terakhir, sekarang dikenal dengan nama pamelo magetan. Ketiga varietas memiliki sentra tanam di Magetan.

Sebagai pusat jeruk pamelo, komoditas pertanian unggulan Magetan ini juga memasok kebutuhan di Indonesia. Konsumen bisa mendapatkannya di pengecer atau supermarket, biasanya supermarket di kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Bali. Hingga saat ini, negosiasi langsung antara supermarket dan petani atau pemda setempat belum ada. Mereka masih mendapat pesanan melalui pedagang besar yang juga membeli dari pedagang pengumpul. Mata rantai perdagangan jeruk pamelo khususnya, dan komoditas unggulan lain umumnya di Magetan yang cukup panjang menjadi kendala peningkatan pendapatan petani. Harga di tingkat petani sampai ke tangan konsumen memiliki rentang yang cukup tinggi.

Selain dalam negeri, beberapa negara, seperti Thailand, Afrika, RRC, India, dan Australia, juga menyukai buah yang beratnya bisa mencapai 1,5 hingga 2 kg. Namun, mereka tak membeli dari Indonesia karena jeruk ini sudah dibudidayakan di negara-negara itu.

Dari 16 kecamatan di Magetan, 4 kecamatan, yaitu Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan atau yang sering disingkat Beta Suka, pusat penanaman jeruk pamelo. Di kecamatan-kecamatan ini pemandangan yang umum terlihat di pekarangan rumah adalah pohon-pohon jeruk. Tiap rumah rata-rata memiliki di atas dua pohon jeruk pamelo. Komoditas jeruk yang penanamannya dimulai sekitar tahun 1950 itu menjadi ciri bagi penduduk di daerah ini khususnya, dan Kabupaten Magetan umumnya. Rasanya tak sah berkunjung ke Magetan tanpa membawa oleh-oleh jeruk pamelo.

Produksi jeruk ketiga varietas pada tahun 2002 sebanyak 25.032 ton, naik sekitar 12 persen dari tahun sebelumnya, 22.335 ton. Terakhir, sedang diupayakan menjalin kerja sama dengan hipermarket besar di Jakarta dan Bandung agar memasok jeruk pamelo berhubungan langsung ke petani.

Selain jeruk, masih ada potensi tanaman pangan lain di Magetan. Kondisi wilayah ini cocok untuk pengembangan hortikultura dan tanaman pertanian lainnya. Wilayahnya yang terbagi atas pegunungan dan dataran rendah masing- masing memiliki tingkat kesuburan berbeda. Daerah pegunungan subur ada di Kecamatan Plaosan dengan produk pertanian utamanya sayur-sayuran, seperti kubis, kentang, bawang merah, dan wortel. Adapun dataran rendah yang subur berpusat di Kecamatan Barat, Kartoharjo, Karangrejo, dan Takeran yang banyak memproduksi buah-buahan, seperti mangga, pepaya, dan nangka.

Mayoritas penduduk Magetan yang bermata pencaharian petani semakin mencirikan keagrarisan wilayah ini. Dari sekitar 454.000 tenaga kerja, 64 persen menggeluti usaha pertanian. Luas lahan pertanian tanaman pangan sekitar 77 hektar dan perkebunan sekitar 5.000 hektar. Masih cukup luas areal untuk pengembangan sektor agraris di wilayah yang luasnya 688.850 hektar ini.

Potensi pertanian yang menantang untuk dikembangkan ini sayangnya belum mampu mendongkrak penghasilan penduduk Kabupaten Magetan. Sejak tahun 1999 pendapatan per kapita penduduk tiap tahun tak beranjak dari angka dua jutaan rupiah. Tahun 2002, Rp 2,77 juta, tahun sebelumnya Rp 2,48 juta. Padahal, rata-rata pendapatan per kapita provinsi Rp 5,06 juta di tahun 2001 dan tahun berikutnya naik 14,92 persen menjadi Rp 5,81 juta. Mungkin butuh penanganan lebih serius untuk memajukan bidang lainnya, selain pertanian, agar pendapatan semakin meningkat. Pariwisata, misalnya, yang jelas-jelas sangat berpeluang untuk menambah kas daerah dan juga ekonomi rakyat.

Bidang pariwisata yang digarap serius selama ini dan paling terkenal di Magetan hanya Telaga Sarangan. Padahal, banyak lokasi wisata lain yang tak kalah menarik. Misalnya, wisata tirta seperti air terjun di sekitar Telaga Sarangan maupun Gunung Lawu. Atau wisata sejarah Candi Simbatan Arca Dewi Sri yang dari arca tersebut memancar air jernih dan bersih. Jadi, artinya, Magetan bukan hanya Telaga Sarangan. Pelancong bisa mendapat banyak hal menarik di sini.

Keseriusan Pemerintah Kabupaten Magetan juga dibutuhkan untuk meningkatkan ekonomi penduduk selain mengatrol kas daerah. Untuk mengefektifkan sumber-sumber pendapatan, tentu butuh dana. Artinya, alokasi dana mestinya paling besar atau minimal lebih besar di antara sektor lainnya. Dari rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2003 Kabupaten Magetan, terlihat dari belanja pembangunan, sektor yang mendapat kucuran dana paling besar adalah aparatur pemerintah dan pengawasan, 35 persen dari total Rp 82,3 miliar. Sektor perdagangan Rp 11,05 miliar atau sekitar 13 persen. Pertanian dan pariwisata masing-masing lima dan 0,4 persen. Rasanya butuh banyak jalan menjaring dana guna mengembangkan kedua sektor ini.

Menurut anda tentang blog ini?