Selamat Datang Orang Gila !!! .:: Welcome Lunatic ::.

Aremania Di mata Warga Solo (Pasoepati)

Tak hanya Arema yang menang di Solo. Aremania yang berbondong-bondong ke Solo
mengiringi perjuangan Charis Yulianto dkk di sana, juga layak dipuji. Tapi,
benarkah sama sekali tak ada masalah terkait dengan tur Aremania kali ini?

KEMBALI Aremania membuktikan kesetiaannya yang luar biasa kepada tim Singo Edan
Arema. Tidak kurang 15 ribu Aremania hadir di Stadion Manahan Solo Rabu (18/7),
memberi support terhadap Arema yang berjuang keras untuk menang dari tuan rumah
Pelita.
Dan, sekali lagi, Aremania menunjukkan mereka layak disebut sebagai suporter
teladan. Mereka bukan saja mampu memenuhi misi untuk menciptakan lautan biru di
Stadion Manahan -yang bahkan "menenggelamkan" sekitar 10 ribu suporter Pelita
Solo (Laskar Pasopati) dengan kostum merah-nya--. Namun, Aremania juga menjadi
daya tarik tersendiri, berkat ulah atraktif dan simpatik mereka.
Seorang warga Solo bernama Syamsul sempat berujar, pertandingan Pelita di
kandang akhir-akhir ini tidak lagi seramai dulu penontonnya. Pasalnya, warga
Solo mulai patah arang dengan prestasi Pelita yang terus jeblok. Karena itu, dia
memprediksi penonton tidak ramai saat pertandingan Pelita v Arema itu.
Tapi, penilaian Syamsul itu rupanya salah. Stadion Manahan sore itu juga kembali
dipenuhi para Laskar Pasopati. Meski, jumlah mereka masih kalah dengan Aremania,
tapi hal itu mampu membuat lega panitia pelaksana (panpel) pertandingan Pelita.
Pasalnya, ya itu tadi, belakangan ini, kian sedikit Pasopati yang mau datang ke
Stadion Manahan nonton pertandingan Pelita.
Yang menarik, banyaknya warga Solo yang datang ke stadion sore itu, umumnya
bukan karena ingin menyaksikan jalannya pertandingan. Mereka berbondong-bondong
datang karena mendengar kabar jika Aremania akan hadir dalam jumlah besar di
Stadion Manahan. Rupanya, mereka ingin menyaksikan langsung aksi atraktif
Aremania yang sudah kondang itu.
Itu terbukti misalnya tak ada sambutan yang gegap gempita ketika Eko Pujianto,
libero Pelita berhasil mencetak gol lewat titik putih pada injury time. Bahkan,
penonton asli Solo justru bersorak dan bertepuk tangan manakala Aremania
menyuguhkan salah satu atraksi, baik lewat tarian, nyanyian, atau gerakan
bergelombang.
"Kami memang ingin nonton Aremania. Kalau soal pertandingan, kami sudah tahu hasilnya, Pelita pasti kalah,"kata Herman, salah seorang suporter Solo yang juga
dedengkot Laskar Pasopati.
Dan, sore itu, Aremania memberi bukti memang layak ditunggu-tunggu atraksinya.
Mereka tidak saja menyuguhkan atraksi yang tidak saja menarik ditonton, tapi
juga mampu menyemangati para pemain Arema. Aremania juga mampu menunjukkan
ketertiban dan ulah simpatik.
Terbukti, sama sekali tidak ada insiden yang melibatkan Aremania. Bahkan,
suporter Solo yang malah bentrok dengan aprat, akibat kecewa timmnya kalah. Saat
ada bentrokan itu, ada suporter Solo yang luka. Aremania pun menyingsingkan
lengan, ikut membantu korban luka itu.
Namun, di balik catatan positif itu, ada juga kabar tidak enak. Yang pertama,
kabar mengenai ada beberapa Aremania yang mengalami luka, akibat jatuh dari
kereta api dalam pemberangkatan ke Solo. Sempat beredar kabar, ada Aremania yang
meninggal. Namun, setelah dicek, yang benar ada Aremania yang luka, dan dirawat
di Rumah Sakit Kertosono, Nganjuk karena jatuh dari kereta api.
Terkait dengan kereta api itu pula, ada kabar tak sedap lainnya. Yakni, keluhan
Kepala Stasiun Kota Malang, soal enam gerbong yang ditumpangi Aremania ke Solo
tanpa membayar.
Soal yang terakhir ini juga sempat membuat risih Sekretaris Umum Arema Lucky
Acub Zaenal. "Sudah waktunya dicari solusi bersama, agar tidak ada lagi
kasus-kasus yang merugikan seperti ini di lain waktu," katanya.

Menurut anda tentang blog ini?