Selamat Datang Orang Gila !!! .:: Welcome Lunatic ::.

[Tips dan trik] buat cowo supaya ga terjebak di acara PLAYBOY KABEL !!!!

Kaskuser dah pada tau kan acara playboy kabel yang sering tayang di tipi ? dari analisa gw supaya cowo selingkuhers nggak kejebak, sedikit tips dari gw :

1. jangan pernah mau kencan di tempat yang ditentukan oleh si cewek.... karena tempat itu 99 % already bugged. mendingan tentukan sendiri tempat kencannya.

2. usahakan selingkuh dengan cewek berambut pendek, karena cewek berambut panjang berpotensial besar menggunakan earphone untuk menerima perintah dari tim playboy kabel

3. jika ternyata kedapetan selingkuh degan cewek rambut panjang, untuk memastikan tidak menggunakan penyadap, ajaklah dia berenang, alat-alat elektronik pasti akan rusak kalo kena air

4. usahakan selalu mobile jangan pernah statis, misalnya naik lift, hal ini penting untuk mengganggu komunikasi wireless antara si penggoda dengan tim playboy kabel, selain itu terhindar dari hidden camera

5. berhati-hatilah jika anda sedang kencan dengan selingkuhan ternyata tiba-tiba saja cewek asli anda menghubungi anda dan menanyakan anda sedang berada dimana

6. ciri-ciri cewek penggoda selalu memaksa anda untuk menjadi pacar anda, atau menanyakan pendapat anda tentang dirinya, atau menanyakan apakah anda sudah punya pacar dalam satu kencan dan dalam selang waktu yang singkat. cepat-cepat anda pergi dari situ karena kata-kata kunci anda sedang direkam. otherwise you're in deep s.h.i.t

7. jika dimungkinkan, jika handak selingkuh, selalu gunakan alat pengacau frekuensi, karena tim playboy kabel selalu menggunakan alat wireless... bisa dibeli disini http://buy.ecplaza.net/search/1s1nf2...ll_signal.html

Demikian analisa saya, silahkan ditambahkan jika tim play boy kabel mengubah taktiknya

gud lak guys....




Read More..

Download skripsi S1-Teknik Informatika

ThesisVersi PDF dari proposal pengajuan judul dan skripsi Teknik Informatika S1 milik saya plus presentasi power point-nya, dapat didownload gratis sebagai referensi tugas akhir atau sekedar penambah wawasan anda.

Judul skripsi: "Pengembangan Perangkat Lunak Pengolahan Tera, Tera Ulang dan Kalibrasi berbasis Client-Server (Studi Kasus di Balai Metrologi Wilayah Surakarta)" STTIS (Sekolah Tinggi Teknologi Informatika Sony Sugema) Bandung - 2007

(Yudisium: Sangat Memuaskan; Tgl Sidang: 23 Maret 2007).

Substansi dari karya tulis tugas akhir ini mengenai penggunaan RUP dalam pengembangan sebuah aplikasi client-server.

  • metode pengembangan perangkat lunak RUP (Rational Unified Process) dan UML (Unified Modelling Language) sebagai bahasa permodelannya.
  • Perangkat pemrograman yang saya gunakan adalah PHP 5, MySQL 5 dan pengembangan Mambo API (Application Programming Interface) 4.5.2.
  • Perangkat kasus (case tool) yang saya gunakan Rational Rose, Power Designer dan Ms. Visio.

Silahkan download, tetapi ingat jadikanlah sebagai referensi bukan sepenuhnya anda duplikasi sebagai tugas akhir. Berusahalah dengan karunia potensi yang anda miliki, atau dia akan pergi.

Semoga sukses.

download PDF dan ppt Download disini

Read More..

Cara Download TA dan Skripsi gratis di Universitas Petra

Paling maleuss ke perpus mencatat skripsi kakak kelas apalagi ke perpus di kampus lain, mending donlot aja arsip digitalnya. Kali ini kita akan mendonlot arsip ta dan skripsi di perpus universitas Petra. Gini caranya,
jika ingin mendonlot file pdf gunakan keyword,

filetype:pdf site:digilib.petra.ac.id [topik]

sehingga jika ingin mendonlot skripsi/ta tentang kue misalnya maka penulisannya,

filetype:pdf site:digilib.petra.ac.id kue

Jika sudah ketemu judul skripsi/ta yg dimaksud. Misalnya file

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/

jiunkpe-ns-s1-2002-42498182-920-linda-abstract_toc.pdf

tinggal merubah url-nya menjadi pola sbb,

COVER

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/

jiunkpe-ns-s1-2002-42498182-920-linda-cover.pdf

DAFTAR ISI

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/

jiunkpe-ns-s1-2002-42498182-920-linda-abstract_toc.pdf

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/

jiunkpe-ns-s1-2002-42498182-920-linda-references.pdf

BAB PER BAHASAN

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/

jiunkpe-ns-s1-2002-42498182-920-linda-chapter1.pdf

Untuk BAB PER BAHASAN ganti chapter1 menjadi chapter2, chapter3, dst:


http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/

jiunkpe-ns-s1-2002-42498182-920-linda-chapter2.pdf

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/

jiunkpe-ns-s1-2002-42498182-920-linda-chapter3.pdf


http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/

jiunkpe-ns-s1-2002-42498182-920-linda-chapter4.pdf


dst..
Selamat menyusun skripsi/ta!

Read More..

kumpulan Skripsi Fakultas Ekonomi (Gratis Download)

Skripsi Mengenai E-marketing

Analisis dan perancangan website pada PT. XXX (bergerak dibidang industri kecil)

Cocok buat referensi kamu-kamu yang butuh analisis mendalam dalam perancangan website dan emarketing yang membutuhkan bahasan secara mendalam

Link Download format pdf

Abstrak

BAb 1

Bab 2.1

Bab 2.2

Bab 3

Bab 4.1

Bab 4.2

Bab 5

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Daftar Pustaka



Analysis and design ordering system and online at PT. XXX

a ULBM2006-0159Abstrak.pdf 387.48 KB a Link
a ULBM2006-0159Bab1.pdf 218.22 KB a Link
a ULBM2006-0159Bab2.pdf 1.31 MB a Link
a ULBM2006-0159Bab3.pdf 279.75 KB a Link
a ULBM2006-0159Bab4.1.pdf 1.61 MB a Link
a ULBM2006-0159Bab4.2.pdf 1.14 MB a Link
a ULBM2006-0159Bab4.3.pdf 991.55 KB a Link
a ULBM2006-0159Bab5.1.pdf 1.61 MB a Link
a ULBM2006-0159Bab5.2.pdf 1.07 MB a Link
a ULBM2006-0159Bab5.3.pdf 597.44 KB a Link
a ULBM2006-0159Pustaka.pdf 72.96 KB a Link
a ULBM2006-0159Lampiran.pdf 1.17 MB a Link


Analisis dan Perancangan system pemesanan dan pemasaran online pada PT. XXX

Tujuan penelitian ialah menggantikan cara konvensional dalam memasarkan produk dari perusahaan PT. XXX kepada anggota. Perusahaan mampu untuk menyediakan fasilitas yang memungkinkan anggota untuk melakukan pemesanan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Selain itu, memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan jumlah anggota yang ada. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis , metode perancangan dan studi pustaka. Metode analisis dengan melakukan survey ke system yang sedang berjalan. Metode perancangan yang terdiri dari 2 yaitu database dan database lifecycle dan software dengan menggunakan waterfall. Metode terakhir , dengan studi pustaka melalui buku, artikel yang berhubungan system yang akan dibuat. Hasil yang dicapai adalah system pemesanan yang ada masih bersifat konvensional dimana antara produsen dan konsumen bertemu langsung. Selain itu, pemasaran yang ada masih menggunakan fasilitas kertas, brosur, dan fasilitas lainnya yang sejenis. Hambatan – hambatan tersebut yang membuat kurang efektifnya pemasaran dan pemesanan produk yang ada. Oleh karena itu dibuat suatu system yang dapat bersifat online yaitu dengan menggunakan fasilitas website . dengan website ini , anggota dapat melihat informasi produk dan perusahaan setiap saat serta melakukan pemesanan secara online sehingga tifak perlu lagi datang ke tempatnya langsung. Kesimpulan bahwa dengan bantuan website ini, proses pemasaran dan pemesanan produk dapat dilakukan dengan lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional


Skripsi Sistem Informasi dalam bentuk Doc

PENULISAN PENDUKUNG Skripsi.doc 140.50 KB Link
SKRIPSI BAB 1.doc 48.00 KB Link
SKRIPSI BAB 2.doc 456.00 KB Link
SKRIPSI BAB 3.doc 150.00 KB Link
SKRIPSI BAB 4-1.doc 243.50 KB Link
SKRIPSI BAB 4-2.doc 124.00 KB Link
SKRIPSIBAB 4-3.doc 146.00 KB Link
SKRIPSI BAB 5.doc 42.50 KB Link
lampiran.doc 161.00 KB Link
DAFTAR PUSTAKA.doc 48.50 KB Link


Suport by : anakbinus.blogsome.com

Read More..

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT SEBAGAI LANDASAN EKONOMI PANCASILA

Artikel dan Makalah Ekonomi
Oleh: Prof. Dr. Mubyarto

I . Kemiskinan Penduduk Pribumi di Jaman Penjajahan

Pierre Van der Eng, [2] seorang sejarawan Belanda menulis tentang strata ekonomi penduduk di jaman penjajahan. Pada tahun 1930, dua tahun setelah Sumpah Pemuda, 51,1 juta penduduk pribumi (Indonesia) yang merupakan 97,4% dari seluruh penduduk yang berjumlah 60,7 juta hanya menerima 3,6 juta gulden (0,54%) dari pendapatan “nasional” Hindia Belanda, penduduk Asia lain yang berjumlah 1,3 juta (2,2%) menerima 0,4 juta gulden (0,06%) sedangkan 241.000 orang Eropa (kebanyakan Belanda) menerima 665 juta gulden (99,4%). Sangat “njomplangnya” pembagian pendapatan nasional inilah yang sulit diterima para pejuang perintis kemerdekaan Indonesia yang bersumpah tahun 1928 di Jakarta. Kemerdekaan, betapapun sangat “mahal” harganya, harus dicapai karena akan membuka jalan ke arah perbaikan nasib rakyat dan bangsa Indonesia.

[2] Pierre Van der Eng, Indonesia’s Economy and Standard of Living in the 20th Century dalam Grayson Lloyd & Shannon Smith, 2001, Indonesia Today, ISEAS, Singapore, hal. 194.

Kini setelah Indonesia merdeka 58 tahun, ketimpangan ekonomi tidak separah ketika jaman penjajahan, tetapi konglomerasi (1987-1994) yang menciptakan ketimpangan ekonomi luar biasa, sungguh-sungguh merupakah “bom waktu” yang kemudian meledak sebagai krismon 1997. Dalam 26 tahun (1971-1997) rasio pendapatan penduduk daerah terkaya dan daerah termiskin meningkat dari 5,1 (1971) menjadi 6,8 (1983) dan 9,8 (1997), dan Gini Rasio meningkat berturut-turut dari 0,18 menjadi 0,21 dan 0,24.[3]

[3] Van der Eng, idem, hal. 197.

Terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi tinggi (7% pertahun selama 3 dekade, 1966-1996) “tidak diridhoi” Allah SWT dan krismon “diturunkan” untuk mengingatkan bangsa Indonesia.

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Q.S. 17 Al Israa’: 16)

II. Krisis Moneter Mengembangkan Keuangan Mikro

Sejak terjadinya krisis moneter (krismon) yang berakibat langsung pada ditutupnya 16 bank swasta nasional tanggal 1 Nopember 1997, lembaga keuangan mikro berkembang pesat, terutama di perdesaan. BRI yang merupakan lembaga keuangan mikro terbesar di Indonesia yang memiliki 3.825 unit-unit desa di seluruh Indonesia berkembang luar biasa. Di Propinsi DIY jumlah penabung bertambah rata-rata 16,2% per tahun selama 1997 – 2002 dari 457.496 menjadi 950.978 orang. Dan dana tabungan meningkat 26,3% per tahun dari Rp.263 milyar menjadi Rp.788 milyar (tabel 2), berarti setiap orang memiliki tabungan di BRI sebesar Rp. 828.368,-. Penduduk Propinsi DIY tahun 2002 adalah 3,1 juta orang.

Demikian data-data mikro dari lapangan ini, yang tidak pernah dilihat dan dianalisis oleh para ekonom makro, menunjukkan betapa keliru kesimpulan telah “hancur leburnya” ekonomi Indonesia. Ekonomi rakyat Indonesia tidak pernah mengalami krisis serius meskipun sempat kaget, sehingga tidak memerlukan pemulihan. Kesan masih adanya “krisis ekonomi” sekarang ini sengaja ditiupkan dan dibesar-besarkan oleh eks-konglomerat dan para pembelanya termasuk teknokrat. Konglomerat ingin melepaskan diri dari kewajiban membayar utang pada bank-bank pemerintah (BLBI dan obligasi rekap). Masyarakat dan pers kita hendaknya waspada dalam hal ini. Sebaiknya kita tidak ikut-ikutan berbicara tentang pemulihan ekonomi (economic recovery) jika yang akan kita pulihkan justru kondisi ekonomi sangat timpang “pra-krisis” yang dikuasai konglomerat dan menjepit ekonomi rakyat.

Keuangan Mikro bukan hal baru bagi Indonesia. Yang baru adalah kesadaran dan pengakuan tentang peranan besar yang dimainkannya dalam perekonomian rakyat dan perekonomian nasional. Kenyataan ini mempunyai implikasi besar terhadap teori tentang peranan modal nasional dan upaya-upaya penguatannya dalam pembangunan ekonomi bangsa. Jika ada pakar ekonomi asing mengatakan “the only way for Indonesia’s economic recovery is mass capital inflow from abroad”, maka jelas kami menolak fatwa yang cenderung “ngawur” tersebut.

Fakta tentang peranan besar keuangan mikro dalam perekonomian nasional hendaknya menyadarkan pemerintah tentang perlunya mengkaji ulang teori ekonomi perbankan modern. Kesediaan pemerintah menerbitkan obligasi rekapitalisasi perbankan sebesar Rp.650 trilyun untuk “menyelamatkan perbankan modern”, yang bunganya sangat memberatkan APBN, jelas merupakan kebijakan keliru yang tidak berpihak pada kebijakan pengembangan keuangan mikro dan pemberdayaan ekonomi rakyat.

III. Ekonomi Rakyat sebagai Penyelamat Ekonomi Nasional

Jika Ahmad Syafii Ma’arif dan Franz Magnis-Suseno (2003) berbicara keras tentang kerusakan bangsa Indonesia yang “hampir sempurna”, sehingga tinggal tunggu waktu dibawa masuk jurang, maka dilihat dalam perspektif ekonomi diartikan bahwa krisis ekonomi dewasa ini sudah amat parah, yang jika dibiarkan pasti akan mengakibatkan kebangkrutan perekonomian nasional. Meskipun orang tidak pernah lupa menyebutkan bahwa krisis yang melanda bangsa Indonesia dewasa ini sudah berciri multidimensi, tokh yang paling sering disebutkan di media massa adalah sebagai krisis ekonomi, bukan krisis politik, krisis hukum, atau krisis moral. Sebabnya tidak lain karena selama 3 dekade Orde Baru, pembangunan ekonomi sudah menjadi “agama”, dengan peranan yang amat dominan dari (perusahaan-perusahaan) konglomerat. Kini ketika konglomerat sudah rontok, yang sulit dibayangkan untuk bangkit kembali karena utang-utang yang sangat besar, maka ekonomi Indonesia secara keseluruhan dikatakan sudah dalam keadaan krisis parah.

Bahwa ekonomi nasional dianggap masih dalam kondisi krisis, faktor-faktornya antara lain adalah kurs dollar yang masih 3 kali lebih tinggi dibanding sebelum krisis moneter Juli 1997, bank-bank masih belum mengucurkan kredit ke sektor riil, dan pemerintah terperangkap dalam beban utang dalam dan luar negeri yang sangat berat. Benarkah faktor-faktor ini cukup? Mengapa inflasi yang sudah benar-benar terkendali sejak 1999 yang kini (2003) berada sekitar 6%, dan pertumbuhan ekonomi yang sudah positif (3-4% pertahun), tidak dianggap sebagai faktor-faktor yang seharusnya tidak lagi menggambarkan kondisi krisis ekonomi? Ekonomi yang krisis adalah ekonomi yang pertumbuhannya terus-menerus negatif dan inflasi merajalela lebih dari 50% per tahun.

Memang pakar-pakar ekonomi makro kita pada umumnya masih mampu berargumentasi dan menunjuk belum adanya investasi terutama investasi asing sebagai salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi rendah. “Jika pertumbuhan ekonomi hanya ditopang oleh konsumsi maka pertumbuhan ekonomi tidak akan berkelanjutan”, kata mereka. Benarkah?

Diagnosis ekonomi yang bersifat pesimistik masih jauh lebih kuat dibanding diagnosis optimistik, karena pada umumnya pakar-pakar ekonomi kita lebih banyak menggunakan data-data makro sekunder dan tersier di bidang keuangan. Sebaliknya data-data mikro sektor ekonomi rakyat, yang memang tidak tercatat dalam statistik, tidak pernah masuk dalam perhitungan. Inilah yang oleh para ekonom makro yang keblinger disebut dengan ekonomi illegal atau hidden economy.

Ekonomi rakyat di manapun di daerah-daerah benar-benar sudah bangkit, tidak sekedar menggeliat. Usaha-usaha ekonomi rakyat yang disebut (secara tidak tepat) sebagai UKM (Usaha Kecil Menengah) berkembang di mana-mana dengan pendanaan mandiri atau melalui dana-dana keuangan mikro seperti pegadaian, koperasi atau lembaga-lembaga keuangan mikro “informal” di perdesaan. Misalnya, selama 1995-2002 kredit yang disalurkan Perum Pegadaian meningkat dengan 5,6 kali (560%), dan jumlah orang yang menggadaikan (nasabah) naik 368% (Tabel 2). Di Yogyakarta, anggota KOSUDGAMA (Koperasi Serba Usaha Dosen-dosen Gadjah Mada) yang kini beranggota 5332 orang (74% diantaranya anggota luar biasa, bukan dosen UGM), anggotanya meningkat lebih dari 5 kali lipat selama periode krisis (1998-2002), dengan nilai pinjaman meningkat 11 kali lipat (1116%) dari Rp. 1,04 milyar menjadi Rp. 11,57 milyar (Tabel 3). Satu Baitul Maal (BMT Beringharjo) di kota Yogyakarta dalam periode relatif singkat (1995-2002) telah meningkat omset pinjamannya dari Rp. 50,9 juta menjadi Rp. 5,2 milyar dengan anggota naik dari 393 menjadi 1333 (Tabel 4). Selain itu Koperasi Bina Masyarakat Mandiri yang didirikan 28 “orang gila” tanggal 28 Oktober 1998 di Jakarta, telah membantu 24.873 penduduk miskin di seluruh Indonesia dengan pinjaman Rp. 39 milyar, padahal pada tahun 1999 baru Rp. 440 juta untuk 917 orang (tabel 5).

Dapat disimpulkan bahwa kondisi “amat gawat” yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini tidak terletak dalam bidang ekonomi khususnya ekonomi rakyat, tetapi dalam bidang politik, hukum, dan moral. Korupsi yang makin merajalela yang “menyebar” dari pusat ke daerah-daerah bersamaan dengan pelaksanaan otonomi daerah bukanlah “krisis ekonomi” tetapi krisis moral, sedangkan “kerusakan bangsa” yang diklasifikasi sebagai “hampir sempurna” oleh Syafii Ma’arif adalah kerusakan dalam bidang tatakrama atau etika politik, bukan kerusakan ekonomi Indonesia. Disinilah kekeliruan fatal pakar-pakar ekonomi makro yang sejak krismon 1997 menyatakan ekonomi Indonesia telah “mati secara aneh dan tiba-tiba” (the strange and sudden death of a tiger)[4]. Jika ekonomi Indonesia telah diibaratkan sebagai harimau (tiger) yang sudah mati sejak krismon 1997-1998, lalu apa yang terjadi dengan orang-orangnya? Apakah mereka (bangsa Indonesia) juga ikut mati? Inilah tidak realistisnya analisis ekonom yang memberikan konsep-konsep ekonomi abstrak dari manusia-manusia ekonomi (homo ekonomikus) tanpa merasa perlu membumikannya. Yang benar manusia adalah juga homo socius dan homo ethicus.[5]

[4] Hal Hill dalam buku pertama tahun 1993 memuji-muji ekonomi Indonesia sebagai The Southeast Asia’s emerging giant, tetapi kemudian pada tahun 1999 menyebutnya telah mati, the strange and sudden death of a tiger.

[5] Adam Smith, The Theory of Moral Sentiments, 1759.

Kerusakan ekonomi bangsa memang hampir sempurna, tetapi bukan kerusakan ekonomi rakyat. Yang rusak adalah ekonomi konglomerat yang pada masa-masa jayanya terlalu mengandalkan pada modal asing yang murah, tetapi setelah terjadi apresiasi dolar 6 kali lipat secara tiba-tiba maka konglomerat-konglomerat tersebut telah benar-benar hancur berkeping-keping. Apakah kondisi ekonomi konglomerasi seperti ini akan kita pulihkan? Pasti tidak. Indonesia sebaiknya tidak usah berbicara tentang pemulihan ekonomi (economic recovery). Ekonomi siapa yang akan dipulihkan? Ekonomi konglomerat jangan dipulihkan.

Demikian, berbeda dengan pandangan pakar-pakar ekonomi arus utama (main stream), kerusakan ekonomi yang dialami sektor modern/ konglomerat tidak perlu diratapi, dan kita tidak perlu mati-matian memulihkan kondisi ekonomi pra-krisis yang sangat timpang. Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang demokratis, menunjuk pada asas ke-4 Pancasila, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dimana ekonomi rakyat mendapat dukungan pemihakan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Bahwa sejauh ini pakar-pakar ekonomi arus utama menolak konsep ekonomi kerakyatan, bahkan juga ekonomi kekeluargaan, yang hendak digusur dari pasal 33 UUD 1945, adalah karena mereka secara a priori menganggap ekonomi kerakyatan bukan sistem ekonomi pasar, tetapi dituduh sebagai sistem ekonomi “sosialis-komunis” ala Orde Lama 1959-1966. Pandangan dan pemihakan mereka pada konglomerat yang liberal-kapitalistik memang amat sulit diubah lebih-lebih setelah (istilah mereka) ”Uni Sovyet pun kapok dengan sosialisme, dan RRC juga sudah menjadi kapitalis”. Sudah pasti mereka “keblinger” karena paham sosialisme tidak pernah mati, dan ekonomi RRC tumbuh cepat bukan karena meninggalkan paham sosialisme tetapi karena amat berkembangnya ekonomi rakyat. Ekonomi Indonesia akan tumbuh cepat seperti ekonomi RRC jika mampu mengalahkan virus korupsi yang tumbuh subur sejak awal gerakan reformasi yang telah benar-benar melenceng.

IV. Revolusi Mewujudkan Ekonomi Pancasila

Tanggal 12 Agustus 2002 UGM mendirikan PUSTEP (Pusat Studi Ekonom Pancasila) yang kemudian disambut pembentukan Komisi Ad Hoc Kajian Ekonomi Pancasila pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Pendirian PUSTEP-UGM ini kemudian diikuti pembentukan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) di Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa tanggal 16 Agustus 2003 semuanya berkehendak menyumbangkan teori-teori dan ilmu ekonomi (asli) Indonesia yang benar-benar memberi manfaat pada masyarakat/ bangsa Indonesia khususnya wong cilik.

Ekonomi Pancasila bukanlah sistem ekonomi baru yang masih harus diciptakan untuk mengganti sistem ekonomi yang kini “dianut” bangsa Indonesia. Bibit-bibit sistem ekonomi Pancasila sudah ada dan sudah dilaksanakan oleh sebagian masyarakat Indonesia terutama pada masyarakat perdesaan dalam bentuk usaha-usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Seorang pengemudi ’speed boat’ Zamrani (26 th) yang hanya tamat SD 6 tahun menegaskan “Ekonomi Pancasila dalam Aksi” di dalam pelayanan jasa transpor di Sungai Mahakam Kaltim, yaitu di antara 79 ‘speed’ dan 60 taksi yang semuanya dimiliki warga Kota Bangun. ‘Speed’ hanya melayani penumpang Melak-Kota Bangun pulang-pergi (Kutai Barat dan Kutai Kartanegara), sedangkan taksi Kijang dan lain-lain kendaraan “mini-bus” untuk jurusan Kota Bangun-Tenggarong-Samarinda, dan Balikpapan. “Bagi-bagi rezeki” ala ekonomi rakyat di Kota Bangun inilah bukti nyata telah diterapkannya asas-asas ekonomi Pancasila di Kalimantan Timur.

Adapun mengapa praktek-praktek kehidupan riil dan kegiatan ekonomi rakyat yang mengacu pada sistem (aturan main) ekonomi Pancasila ini tersendat-sendat, alasannya jelas karena politik ekonomi yang dijalankan pemerintah bersifat liberal dan berpihak pada konglomerat. Ketika terjadi krismon 1997-1998, meskipun keberpihakan pemerintah pada konglomerat belum hilang, tetapi gerakan ekonomi kerakyatan yang dipicu semangat reformasi memberikan iklim segar pada berkembangnya sistem ekonomi Pancasila yang berpihak pada ekonomi rakyat.

Pembentukan PUSTEP UGM tepat waktu untuk mengisi kevakuman sistem ekonomi nasional, ketika sistem ekonomi kapitalis liberal di Indonesia sedang digugat, dan sistem ekonomi kerakyatan sedang mencari bentuknya yang tepat dan operasional. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan sub-sistem dari sistem ekonomi Pancasila yang diragukan dan tegas-tegas ditolak oleh teknokrat “keblinger”, yang begitu silau dengan sistem ekonomi kapitalis liberal dari Barat (Amerika). PUSTEP UGM bertekad melakukan kajian-kajian kehidupan riil (real life) sehingga dapat membakukan ilmu ekonomi tentang kehidupan riil (real-life economics) dari masyarakat/bangsa Indonesia.

Jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Pancasila yang saya usulkan itu menjadi satu realiteit, ... janganlah lupa akan syarat untuk menyelenggarakannya ialah perjuangan, perjuangan, sekali lagi perjuangan. Jangan mengira bahwa dengan berdirinya negara Indonesia Merdeka itu perjuangan kita telah berakhir. Tidak! Bahkan saya berkata: Di dalam Indonesia merdeka itu perjuangan kita harus berjalan terus, hanya lain sifatnya dengan perjuangan sekarang, lain coraknya. Nanti kita bersama-sama sebagai bangsa yang bersatu padu, berjuang terus menyelenggarakan apa yang kita cita-citakan di dalam Pancasila (Soekarno, 1 Juni 1945)

Jika Ahmad Syafii Ma’arif dan Franz Magnis-Suseno di dalam Seminar “Meluruskan Jalan Reformasi”, mengibaratkan bangsa Indonesia sudah mendekati “jurang kehancuran”, maka reformasi lebih-lebih yang bersifat tambal-sulam jelas tidak akan memadai. “Kapal” Indonesia harus dibalikkan arahnya. Itulah revolusi bukan sekedar reformasi.

Kompleksitas krisis multidimensi sekarang dan beratnya beban kesulitan mengatasi dan mengakhirinya membuat tekad membangun masa depan harus diwujudkan dalam tindakan-tindakan besar dan inisiatif tingkat tinggi. Tindakan besar yang dimaksud adalah suatu tindakan fundamental, yang secara moral setara dengan revolusi, atau bahkan perang. Justru inilah suatu bentuk nyata ”jihad akbar” yang tidak menuntut pengorbanan pertumpahan darah, tetapi menuntut pengorbanan melawan egoisme dan subjektivisme, suatu bentuk pengorbanan psikologis. Jihad akbar adalah jenis perjuangan berat melawan diri sendiri, suatu perjuangan yang memerlukan keberanian menyatakan apa yang benar walaupun pahit karena bertentangan dengan kepentingan pribadi atau kelompok.[6]

[6] Nurcholish Madjid, Meluruskan Jalan Reformasi: Perspektif Ideologi dan Moral, Seminar UGM, 25-27 September 2003.

Read More..

Menurut anda tentang blog ini?